BIOLOGY IS FUN

klasifikasi mikroba

>> Kamis, 05 Maret 2009

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Makluk hidup dalam garis besarnya dibagi 2 (dua) golongan besar yaitu: flora (dunia tumbuhan dan fauna (dunia hewan). Makhluk hidup yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang disebut mikroorganisme Masing-masing mikroorganisme itu dibagi dalam: phylum, kelas, ordo, family, genus, dan spesies. Sehingga semua itu diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian.
Dalam mikroorganisme untuk menetapkan suatu sistem klasifikasi yang mencerminkan dengan semua persamaan dan perbedaannya dinamakan taksonomi. Kegiatan di dalam penyusunan taksonomi mikroorganisme adalah pengklasifikasian, penamaan dan pengidentifikasi yang kesemuanya disebut dengan sistematika mikroba.
Sistem klasifikasi mikroba (bakteri, jamur, virus) didasarkan pada hierarki taksonomi atau penamaan kelompok atau kategori yang menempatkan spesies pada satu ujung dunia dan di ujung dunia lainnya, dalam urutan: spesies - genus - famili ordo - kelas - filum atau divisi - dunia. Mikroorganisme, sebagaimana bentuk-bentuk kehidupan yang lain, diberi nama menurut nomenklatur sistem biner.
Klasifikasi bakteri menurut Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology pada umumnya diterima secara internasional. Manual ini direvisi secara berkala untuk memanfaatkan pengetahuan baru melalui penelitian dengan mikroorganisme dan melalui teknik-teknik baru untuk menganilisis data yang diperoleh. Bergey’s Manual edisi kedelapan yang sekarang ini, membagi semua bakteri menjadi 19 bagian (kelompok), dan masing-masing dicirikan oleh sifat-sifat morfologi atau metabolik yang nyata. Tekanan diberikan pada pengelompokan bakteri yang memiliki ciri-ciri umum dan mudah dikenali. Tidak ada usaha untuk mengatur penempatan mikroorganisme yang mencerminkan skema suatu perkembangan evolusi, sebagaimana dilakukan pada edisi-edisi sebelumnya. Alasannya ialah karena dalam banyak hal pengetahuan kita mengenai mikroorganisme belum lengkap.
Menyusun sistematik dalam dunia mikroorganisme bukanlah pekerjaan yang mudah. Kesulitan pertama yang kita hadapi ialah menentukan apakah mikroba itu golongan hewan atau golongan tumbuhan. Setelah Leeuwenhoek menyelami dunia mikroorganisme, sarjana zoologi seperti Muller (1773) dan Erlenberg (1838) menggolongkan bakteri pada protozoa. Baru pada tahun 1872, Cohn sarjana boatni bangsa Jerman, mengetahui adanya ciri-ciri yang menyebabkan ia lebih condong menggolongkan bakteri (salah satu mikroorganisme) pada tumbuhan. Klasifikasi bakteri secara agak lengkap pada tahun 1875, dan sejak itu diadakan penyempurnaan secara berangsur-angsur sampai sekarang.
Banyak kesulitan dalam mengklasifikasikan mikroorganisme. Misalnya dalam klasifikasi dari bakteri. Kriteria dalam klasifikasi berbeda dengan mengklasifikasikan tumbuhan tingkat tinggi dan hewan tingkat tinggi yang didasarkan terutama pada sifat-sifat morfologisnya. Tetapi hal ini sulit dilaksanakan pada bakteri, sehingga klasifikasi bakteri didasarkan sebagian pada sifat-sifat morfologi dan sifat-sifat fisiologi termasuk imunologi.
B. Tujuan
1.Untuk menyelesaikan tugas individu (klasifikasi mikroba) yang telah diberikan oleh dosen DR.H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes.
2. Untuk mengetahui permasalahan dalam pengklasifikasian mikroba.
3. Agar supaya dapat memahami keragaman organisme.

ISI
Menyusun sistematik dalam dunia mikroorganisme bukanlah pekerjaan yang mudah. Kesulitan pertama yang kita hadapi ialah menentukan apakah mikroba itu golongan hewan atau golongan tumbuhan. Setelah Leeuwenhoek menyelami dunia mikroorganisme, sarjana zoologi seperti Muller (1773) dan Erlenberg (1838) menggolongkan bakteri pada protozoa. Baru pada tahun 1872, Cohn sarjana boatni bangsa Jerman, mengetahui adanya ciri-ciri yang menyebabkan ia lebih condong menggolongkan bakteri (salah satu mikroorganisme) pada tumbuhan. Klasifikasi bakteri secara agak lengkap pada tahun 1875, dan sejak itu diadakan penyempurnaan secara berangsur-angsur sampai sekarang. Tetapi sampai saat ini dalam penyempurnaan itu masih belum 100% benar baik dalam kesamaan suhu tubuh dan lain sebagainya masih menjadi masalah yang tak terselesaikan.
A. Evolusi dan keragaman mikroba
a). Bumi kira-kira berumur kira-kira 4,6 milyar tahun dan sisa-sisa fosil sel prokariotik berumur 3,5-3,8 milyar tahun terdapat dalam stromatolit dan batuan sedimen.
Stromalit adalah batuan berlapis yang dibentuk dari penggabungan sedimen mineral menjadi hamparan mikroba (microbial mats), prokariot pertama mungkin bersifat anaerob dan sianobakteri aaerobik mungkin mungkin muncul 2,5-3,0 milyar tahun yang lalu.
b). Hasil penelitian Carl Woese dan kawan-kawan menyarankan bahwa organisme dibagi dalam tiga domain:
1. Eukaria meliputi seluruh organisme eukariotik.
2. Bakteria terdiri dari organisme prokariotik yang mempunyai rRNA bakterial and lipid membran terutama berupa diasil gliserol eter.
3. Archaea terdiri dari organisme prokariotik yang mempunyai rRNA archaeal dan lipid membran terutama berupada isoprenoid gliseral dieter atau turunan diglesrol tetrameter.
c). Sel eukariotik modern yang muncul kurang lebih 1,4 milyar tahun yang lalu berasal dari prokariot.
1. hipotesis I: perkembangan kloroplast dan mitokondria merupakan pelipatan (invaginasi) membran plasma dan kemudian membentuk ruang- ruang (compartmentalization) dengan fungsi tertentu.
2. hipotesis II: (hipotesis endosimbiotik) menyarankan sebagai berikut:
a. Proses pertama pembentukan sel eukariot adalah pembentuk nukleus (mungkin fusi bakteri dan archaea purba.
b. Kloroplas dibentuk ketika bakteri fotosintetik yang hidup bebas bersimbiosis dengan sel eukariotik primitif (sianobakteria dan proklron disarankan sebagai kandidat yang paling kuat.
c. Mitokondria mungkin terbentuk melalui proses yang sama (tetua Agrobacterium, Rhizobium, dan riketsia menjadi kandidatnya).
3. hipotesis endosimbiotik mendapat dukungan kuat dari penemuan sianobakterium yang berendosimbiotik dengan protista biflagelata (Cyanophora paradoxa); sianobakterium berfungsi sebagai chloroplast Cyanophora paradoxa; endosimbiotik ini kernal sebagai sianel (cyanelle).
B.Tahapan-tahapan dalam Klasifikasi
Adapun tahapan-tahapan dalam klasifikasi, yaitu seperti di bawah ini.
1.Pencandraan (identifikasi) sifat-sifat organisme, perbedaan ciri-ciri dalam hal tingkah laku, kromosom, morfologi, anatomi, dan fisiologi.
2. Pengelompokan berdasrkan ciri yang dihadapi.
3. Pemberian nama dengan Binomial Nomenclatur.
C. Macam-macam klasifikasi
Adapun macam-macam klasifikasi ada tiga, yaitu ;
1.sistem alami
suatu cara pengelompokan organisme berdasarkan banyaknya persamaan ciri morfologi yang dimilki. Beberapa tokoh penganut system ini, yaitu (1) Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat dari Yunani, (2) Theophrastus (370-285 SM) sebagai Bapak Botani, dengan karya ilmiahnya
2. sistem buatan (artificial)
suatu pengelompokan yang didasarkan atas adanya satu/sedikit persamaan cirri morfologi alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh dan daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan.
3.sistem filogenik
suatu pengelompokan yang didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson (kelompok) yang terbentuk dari pengklasifikasian yang satu dengan lainnya serta sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup.
D. Pengklasifikasian mikroba
a).Klasifikasi bakteri
sebagian besar didasarkan pada morfologi dan bentuk metabolisme komposisi asam nukleat seperti perbandingan dari guanin dan citosin dari DNA baru-baru ini juga ditentukan dalam taksonomi bakteri. Bargeys Manual dalam bukunya “Determinative Bacteriology” mengklasifikasikan bakteri ke dalam 35 kelompok bakteri. Kelompok-kelompok tersebut digambarkan berdasarkan bentuk, struktur sel, kemampuan bergerak dan kemampuan metabolisme. Bakteri mempunyai beberapa bentuk yaitu batang, bulat, spiral. Ukuran panjang bakteri dari 0,1 mm sampai dengan > 500 mm.
b.) Klasifikasi Virus

Sistem yang secara paling luas digunakan untuk klasifikasi virus terlihat pada. Menurut sistem ini, yang diperkenalkan oleh A. Loff dan kawan-kawan dalam tahun 1962, virus dikelompokkan menurut sifat virionnya yaitu semacam asam nukleat, bentuk susunan kapsid, ada tidaknya selubung dan ukuran kapsid. Pembagian lebih lanjut didasarkan atas sifat-sifat lain virion itu, seperti sejumlah untaian asam nukleat (satu atau dua, sifat pertumbuhan virus, seperti kedudukan tempat sintesis virus di dalam sel dan hubungan timbal balik antara inang dan virus, seperti digambarkan oleh kisaran inang. Sistem ini dimaksudkan untuk menggambarkan klasifikasi alami atau filogenik, berarti sistem ini bukannya mencoba menggambarkan hubungan evolusioner antara virus-virus. Hubungan yang sama sekali tidak jelas melainkan sistem ini menggolongkan virus berdasarkan susunan biasa sifat-sifat kimiawi dan strukturnya yang merupakan sifat tetap yang dapat ditentukan dengan cermat.
Virus hewan telah diklasifikasi dengan beberapa cara. Salah satu cara klasifikasi yang mula-mula dipakai dulu didasarkan pada afinitas jaringan virus, umpamanya, virus neutropik (jaringan syaraf) dan virus dermatropik (jaringan kulit). Dengan berkembangnya metode-metode pengukuran ciri-ciri fisik, kimiawi dan biologis virus telah terhimpun informasi untuk merumuskan suatu skema klasifikasi yang didasarkan pada sifat-sifat ini untuk semua virus. Virus hewan telah ditempatkan kedalam famili-famili. Nama-nama spesies belum dirumuskan karena pengetahuan mengenai virus belum memadai untuk taraf taksonomi. Virus tumbuan mempunyai nama-nama kelompok yang deskriptif tetap tanpa famili atau genus contohnya adalah virus mozaik ketimun.

c).Klasifikasi Fungi
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya, mereka juga dapat merugikan kita bilamana membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain.

Cendawan saprofisik juga penting dalam fermentasi industri, misalnya pembuatan bir, minuman anggur dan produksi antibiotik seperti penisilin. Peragian adonan dan pemasakan beberapa keju juga bergantung kepada kegiatan cendawan. Beberapa fungi meskipun saprofitik, dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu tumbuh dengan subur di situ sebagai parasit. Sebagai parasit mereka menimbulkan penyakit pada tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Akan tetapi,diantara sekitar 500.000 spesies cendawan, hanya kurang lebih 100 yang patogenik terhadap manusia. Banyak cendawan patogenik, misalnya Histoplasma capsulatum, yang menyebabkan histoplasmasis (infeksi mikosis pada sistem retikuloendotelium yang meliputi banyak organ), dapat juga hidup sebagai parasit. Fungi seperti itu menunjukkan demorfisme; artinya mereka dapat ada dalam uniseluler seperti halnya khamir ataupun dalam bentuk benang(filamen) seperti halnya kapang.

E. Spesies sebagai satuan klasifikasi
Secara luas, suatu spesies terdiri dari perakitan individu (atau, pada mikroorganisme, perakitan populasi kelompok) yang memiliki bersama suatu tingkat persamaan fenotipik yang tinggi, digabungkan dengan ketidaksamaan yang cukup besar dari perakitan lain jenis umum yang sama. Pengenalan spesies tidaklah mungkin jika variasi alami itu sinambung (berkelanjutan), sehingga rentetan yang menilai antar spesies merentangkan jurang pemisah antara dua perakitan fenotipe yang jelas berbeda. Akan tetapi, pada awal perkembangan biologi menjadi jelaslah bahwa antar kebanyakan kelompok tumbuhan dan hewan, kerenggangan yang cukup jelas benar-benar memisahkan anggota-anggota suatu kelompok menjadi perakitan yang dapat dibeda-bedakan. Karena itu, gagasan mengenai spesies sebagai dasar cara kerja taksonomik ternyata dapat dilaksanakan.
Menurut perjanjian yang dikenal sebagai sistem binomial nomenklatur, setiap spesies biologis memiliki nama latin yang terdiri atas dua kata. Kata pertama menunjukkan kelompok taksonomik tingkat yang lebih tinggi, atau genus (jamak, genera) yang mencakup spesies ini, dan kata kedua mengidentifikasinya sebagai spesies khusus genus tersebut. Huruf pertama nama genus (dan bukan nama spesies) ditulis dengan huruf kapital, dan keseluruhannya digarisbawahi atau dicetak miring: Escherichia (nama untuk genus) coli (nama untuk spesies). Dalam hubungan kalimat yang tidak mungkin membingungkan, nama yang menunjukkan genus sering kali disingkat dengan huruf pertama: E. coli.
Sejumlah aturan yang ketat dan rumit menentukan nomenklatur biologis; peraturan ini dibuat untuk menjaga nomenklatur itu semantap-mantapnya. Nama yang diberikan kepada spesies yang baru diakui tidak dapat diubah, kecuali kalau dapat dibuktikan bahwa organisme itu telah diperikan sebelumnya dengan nama spesies yang lain, dalam hal lain maka nama yang lama harus didahulukan. Sayangnya, kemantapan yang sama tidak berlaku bagi nama genusnya, karena susunan spesies yang berkaitan ke dalam genera merupakan kerja yang dapat dilaksanakan dalam berbagai cara dan dalam pada itu sering kali berubah disebabkan keterangan baru yang diperoleh. Misalnya, E. coli pada masa lampau dimasukkan kedalam genus Bacterium, sebagai Bacterium coli dan dalam genus Bacillus, sebagai Bacillus coli. Ketiga nama ini merupakan sinonim, karena ketiganya menunjukkan spesies yang sama. Akibat sistem binominal ini dapat sangat membingungkan, dan gambaran taksonomik biasanya mendaftarkan semua sinonim seperti itu untuk mengurangi kekacauan. Nomenklatur binomial digunakan untuk semua kelompok biologis kecuali virus. Para virologiwan sekarang ini terbagi pendapat dalam menentukan cara terbaik untuk menunjukkan kelompok ini; beberapa ingin menerapkan sistem binomial pada virus, sedangkan yang lain lebih menyukai sistem lain, yang memberi penjelasan berbentuk sandi tentang sifat-sifat organisme itu.
Dalam al-qur’an disebutkan:
Surat an-nuur ayat 24
” Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Surat an-nahl ayat 16
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",



KESIMPULAN
1. Klasifikasi mikroba adalah ilmu yang membagi tumbuhan atau hewan kedalam golongan-golongan menurut hubungan antara yang satu dengan yang lainya.
2. Letak kesulitan dalam menentukan klasifikasi apakah mikroba itu golongan hewan atau golongan tumbuhan, dalam hal kesamaan suhu, ciri-ciri.
3. Cohn sarjana botani bangsa Jerman, mengetahui adanya ciri-ciri yang menyebabkan ia lebih condong menggolongkan bakteri (salah satu mikroorganisme) pada tumbuhan.


DAFTAR PUSTAKA
Ø Anonymous, 2009. Klasifkasi mikroba. http//massofa.wordpress.com
Diakses tanggal 3 januari 2009.
Ø Anonymous, 2009. Taksonomi mikroba. http//wikipedia.org
Diakses tanggal 3 januari 2009.
Ø Pramono, hendro. 2007. Penggolongan mikroba. Bandung: kurnia.
Ø Budiyanto , moch. agus krino. 2008. Klasifikasi mikroorganisme .
Malang: umm press.
Ø Waluyo, lud. 2008. Petunjuk praktikum mikrobiologi umum. Malang:
umm press.

4 komentar:

TUKANG CoLoNG 9 Februari 2010 pukul 19.06  

wah saya yg pertama komen y?
hihi
cm mo blg thx aja buat artikelnya..va

Heri Fauzan Suheri 22 Maret 2010 pukul 19.26  

Begh, selesai deh btugas w. thx bro...

KAMARUDDIN 19 Maret 2011 pukul 08.04  

thck's anda cukup membantu

KAMARUDDIN 19 Maret 2011 pukul 08.06  

thkc's... tulisan anda sangat membantu..

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger template Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP