BIOLOGY IS FUN

SISTEM GERAK

>> Jumat, 29 Mei 2009

1.Sistem Gerak pada Invertebrata
a.Gerak ameboid adalah suatu bentuk gerak yang merupakan ciri khas amoeba dan protozoa lain. Sel-sel ameboid mengubah bentuknya dengan menonjolkan dan menarik pseudopodia (kaki semu) dari titik mana saja pada permukaan sel. Sel-sel seperti itu diselubungi oleh suatu membrane lembut dan sangat fleksibel, disebut plasmalema. Dibawah plasmalema terbentuk lapisan tak-berbutir (non granular), suatu ektoplasma yang seperti gel, yang menyelubungi endoplasma yang lebih encer. Selama gerak ameboid, beberapa pseudopodia dapat mulai terbentuk di beberapa bagian sel tetapi biasanya hanyansatu yang dominan dan sel begerak ke arah itu. Perlu ditegaskan bahwa sebenarnya tidak ada bagian depan (anterior) yang permanen, karena kaki semu yang dominan dapat terbentuk dipermukaan sel mana saja. Seperti yang sudah disebut diatas, sitoplasma amoeba dapat dibagi menjadi ektoplasma yang setengah keras/ kaku di bawah membrane sel dan endoplasma yang lebih encer yang terletak lebih dalam.

b.Gerak Kelijak dan Flagel
Ada pendapat yang mengatakan, bahwa kelijak (cilia, rambut getar ) merupakan nama umum untuk :
1.Flagel yang merupakan organel relatife panjang, biasanya terdapat tunggal atau beberapa saja pada sel.
2.Kelijak dalam arti sempit yang jauh lebih pendek dan terdapat dalam jumlah besar pada sel.
Flagel adalah khas pada kelas Mastigophora (Flagellata). Yang juga mempunyai flagel misalnya koanosit Porifera, Gastroderm banyak Colentrata, solenosit Annelida dan sel sperma banyak hewan. Kelijak pada klas pada Ciliata dan biasa terdapat pada tubuh permukaan Coelenterata, Turbellaria dan Nemertia. Pada semua fylum hewan kecuali Nematoda dan Arthopoda.
Perbedaan utama antara kelijak dengan flagel terletak pada pola geraknya. Suatu flagel bergerak simetris dengan undulasi mirip pada ular sehingga air didorong sejajar dengan sumbu memanjang flagel. Sebaliknya, kelijak bergerak tidak semetris ; gerak kearah yang satu berlangsung dengan kelijak dalam keadaan tegang/ kaku disertai tenaga kuat dan cepat (kayuhan efektif); ini diikuti oleh gerak balik yang lambat dengan kelijak melengkung berawal dari pangkalnya (kayuhan balik), sehingga kembali pada posisi semula. Air didorong sejajar dengan permukaan yang berkelijak itu. Gerak dasar kelijak terdiri atas tiga gerak yaitu gerak pendulum (gerak yang paling sederhana), gerak fleksural dan gerak undulasi.

2.Sistem Gerak Vertebrata
Hewan vertebrata membutuhkan sistem rangka untuk menyokong berat tubuh. Hal tersebut diatasi dengan adanya endoskeleton (rangka dalam). Endoskeleton dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Endoskeleton tersusun dari tulang dan tulang dan otot bekerja sama dengan membentuk sistem gerak. Endoskeleton hewan memiliki bentuk khas, bentuk khas inilah yang memberi bentuk tubuh pada masing-masing jenis hewan.
a.Sistem Gerak Hewan yang hidup di Udara
Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung (selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Teknik terbang (Burung terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan saya dari atas ke bawah untuk menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali

b.Sistem Gerak Hewan yang hidup di Air
Air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara sehingga hewan lebih sulit bergerak di air. Namun sebaliknya, air memiliki gaya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan udara. Beberapa hewan yang hidup di air memiliki struktur tubuh dan sistem gerak yang khas.
Untuk bergerak didalam air, ikan memiliki:
1)Bentuk tubuh yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak didalam air;
2)Ekor dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan dalam air;
3)Sirip tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak di inginkan;
4)Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertical; Susunan otot dan tulang belakang yang flexsibel untuk mendorong ekor ikan didalam air.

c.Sistem Gerak Amphibia
Contoh amphibia adalah katak. Katak memiliki rangka dalam (endoskeleton). Rangka katak tersusun dari tiga kelompok tulang yaitu tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak. Katak adalah pelompat yang baik karena tungkai belakangnya panjang dan memiliki otot yang sangat kuat. Katak ini juga memiliki selaput renang di tungkainya sehingga bisa berenang. Selaput ini memberikan tekanan yang kuat melawan air sehingga terjadilah gerakan di air.
d.Sistem Gerak Reptilia
Ular dan buaya adalah contoh dari reptilia. Reptil memiliki rangkadalam, contoh pada gambar di bawah, gambar rangka ular). Rangka ular tesusun dari tualang tengkorak, tulang badan dan tulang ekor. Tulang badan ular terdiri dari ruas-ruas tulang belakang yang jumlahnya paling sedikit seratus ruas. Hal ini, akan memudahkan ular bergerak. Tulang rusuk ular tidak melekat pada tulang dada dan tulang belakang seperti manusia. Akan tetapi, akan dihubungkan dengan tulang belakang dengan tulang otot yang elastis. Hal ini memungkin ular untuk mengembangkan rongga dadanya misalnya pada saat menelan mangsa yang besar.
Bagaimana ular bergerak??? Ular bergerak dengan merayap, caranya ular membentuk tubuhnya berkelok-kelok mengelilingi batu atau dengan benda-benda ditanah kemudian ular menekan batu-batuan atau tanahdan menyebabkan ular dapatbergerak maju atau ke samping.
e.Gerak pada Mamalia
Hewan bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya. Untuk berenang, ikan menekan melawan air. Untuk terbang, burung menekan untuk melawan udara. Bagaimana dengan hewan-hewan darat?? Contoh salah satu dari mamalia yaitu kuda. Kuda memiliki rangka dalam menyokong tubuhnya. Seperti pada halnya manusia, alat gerak kuda adalah tulang-tulang yang dibantu otot-otot. Pada saat berjalan dan berlari, kaki belakang kuda menekan melawan tanah dan tubuh bergerak ke depan. Dalam mengamati gerakan kuda, paling tepat di mulai dari kaki belakang karena dari kaki belakang inilah kekuatan terbentuk.

Read more...

JARAK EDAR HEWAN UNDUR-UNDUR

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Undur-undur (Myrmeleon sp.) adalah kelompok binatang holometabola, yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur,larva, pupa, dan imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan hewan dewasa. Pupa adalah bentuk kepompong dimana pada saat tersebut serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ . Imago adalah fase dewasa dan fase perkembangbiakan. Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, undur-undur merupakan ordo Neuroptera (serangga bersayap jala). Ciri ordo Neuroptera adalah tipe mulut menggigit dan mempunyai dua pasang sayap dan urat-uratnya berbentuk jala. Contoh : Undur-undur , mengalami metamorfosis sempurna, adapun siklus hidupnya yaitu: telur, larva, pupa/kepompong, dan imago (Kristanto,2008)
Undur-undur merupakan “anak” Kinjeng Dom atau capung jarum. Capung jarum merupakan capung kecil yang mirip jarum. Apakah benar sebutan “anak” pada undur-undur? Ataukah undur-undur sebenarnya merupakan salah satu fase dalam metamorphosis sempurna dari serangga atau insect atau heksapoda (Kawruh,2008)
Undur-undur banyak ditemui disekitar rumah yang halamannya berpasir. Rumah atau lebih tepat disebut sebagai perangkap (seperti laba-laba) terlihat seperti lingkaran atau lubang dipasir . Serangga atau semut yang melaluinya akan terjebak dalam lubang pasir tersebut sehingga tidak dapat naik, sehingga akan menjadi makanan undur-undur tersebut(Trisno,2008).
Interaksi hewan dengan lingkungannya menunjukkan hubungan timbal balik antara hewan dengan lingkungannya. Dalam hubungan tersebut kondisi dan perubahan lingkungan berpengaruh pada hewan dan hewan bereaksi terhadap kondisi atau perubahan kondisi lingkungan tersebut. Respon hewan terhadap lingkungan dapat berupa perubahan fisik, fisiologis, dan tingkah laku(Dharmawan,2005).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan terkait dengan Myrmeleon, sp, yaitu sebagai berikut :
1.Bagaimana biologi dari undur-undur (Myrmelon, sp)?
2.Bagaimana ekologi dari undur-undur (Myrmelon, sp)?
3.Apakah manfaat dari undur-undur (Myrmelon, sp)?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari praktikum ini yaitu:
1.Untuk mengetahuai biologi Myrmelon, sp.
2.Untuk mengetahui ekologi Myrmelon, sp.
3.Untuk mengetahui manfaat dari Myrmelon, sp.
4.Untuk mengetahui bagaimana pola aktivitas harian dari Myrmelaon sp.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Undur-undur
Undur-undur merupakan ‘anak’ kinjeng dom atau capung jarum. Capung jarum merupakan capung kecil yang mirip dengan jarum. Apakah benar sebutan ‘anak’ pada Undur-undur? Ataukah Undur-undur sebenarnya merupakan salah satu fase dalam metamorfosis sempurna dari serangga atau insecta (heksapoda)? Heksapoda dari kata lain yang berarti 6(enam) dan kata podos berarti kaki, jadi dapat diartikan hewan yang berkaki enam. Insecta lebih besar variasinya, sifat dan kabiasaannya. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Tubuh insecta dapat dijelaskan dengan jelas antara kepala, dada dan perut (Swanson, 2007).
Bagian tubuh dari undur-undur, antara lain:
1.Kepala, mencakup: satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (Ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba. Alat mulut yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit. Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas(labrum) serta bibir bawah (labium).
2.Dada (thorax) terdiri atas 3 ruas yaitu prothorax, mesothorax dan metathorax. Pada masing-masing ruas terdapat sepasang kaki. Kaki insecta memiliki banyak variasi bentuk sesuai dengan fungsinya yakni:
1.Kaki untuk menggali (anjing tanah)
2.Kaki untuk meloncat (belalang)
3.Kaki untuk berenang (kumbang air)
4.Kaki untuk pengumpul serbuk sari
5.Kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
6.Kaki untuk memegang (beleleng sembah)
Pada setiap mesothoraks dan metathoraks terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak memiliki sayap(Haaramo,2008).
3.Perut (abdomen) memiliki 11 ruas atau beberapa ruas saja. Pada insecta betina (misalnya belalang), bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya. Beberapa pengetahuan lainnya yang perlu diketahui yaitu:
1.Alat pencernaan terdiri dari; mulut, kerongkongan , tembolok, lambung, usus, rektum, dan anus.
2.Sistem saraf tangga tali
3.Sistem pernafasan dengan sistem trakhea
4.Sistem peredaran darah tebuka
5.Alat kelamin terpisah (jantan dan batina), pembuahan internal.
6.Tempat hidup di air tawar dan darat(Engel,2007).
Umumnya serangga dalam perkembangannya mengalami proses metamorphosis (perubahan bentuk). Metamorfosis adalah perubahan bentuk serangga mulai dari telur sampai dewasa. Adapula serangga yang hidupnya tidak pernah mengalami metamorphosis, misal kutu buku (Episma saccaharina) (Boutz,2003).
Berdasarkan metamorfosis, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu : Hemimetabola dan Holometabola.
1.Hemimetabola, yaitu serangga yang mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut:
1.Telur
2.Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit.
3.Imago, (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.
2.Holometabola, merupakan serangga yang mengalami metamorphosis sempurna (Dunn,2005).
Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorphosis sempurna adalah telur- larva- pupa- imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan (Swanson, 2007).
Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Homometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo:
1.Neuropteran
2.Lepidoptera
3.Diptera
4.Coleoptera
5.Siphonoptera
6.Hymenoptera (Swanson, 2007).
Undur-undur merupakan ordo Neuroptera (serangga bersayap jala). Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk seperti jala. Contohnya, undur-undur yang mengalami metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva,pupa/kepompong, imago). Jadi undur-undur merupakan larva dari suatu fase dalam metamorfosis sempurna serangga (Dun, 2005).
2.2 Makanan Undur-undur
Makanan undur-undur biasanya berupa serangga kecil seperti semut. Untuk menagkap mangsanya undur-undur membuat perangkap yang terlihat seperti lingkaran atau lubang di pasir, sehingga serangga kecil seperti semut akan terjebak dalam lubang pasir tersebut dan tidak dapat naik. Untuk membudidayakan undur-undur, biasanya orang-orang memberi bubuk roti sebagai makanan undur-undur.
2.3Ekologi Undur-undur
Kekuatan hidup undur-undur jika di tempat terbuka (bukan di tanah gembur) bisa bertahan selama 2 hari. Jika disediakan tanah gembur, maka akan bertahan hidup cukup lama. Dan tak lupa diberi bubuk roti sebagai makannya. Undur-undur hidup di dalam tanah kering gembur, tidak berlembab, dan bisanya berada di daerah perkampungan karena kalau di kota sekarang ini tanahnya sudah terkontaminasi dengan berdirinya gedung-gedung bertingkat dan tanah berubah menjadi aspal dan tembok. Sedangkan habitat undur-undur yang berkualitas biasanya terdapat di daerah pegunungan. Alat reproduksi pada Myrmeleon sp. Sebagaimana hewan umunya, alat kelamin jantan dan betina terpisah. Adapun makanan hewan ini berupa semut dan serangga kecil lainnya (Djarubito, 1998).
Suhu berperan penting dalam menunjukkan spesies pada saat tertentu karena setiap makhluk hidup mempunyai batas suhu minimal, optimal, dan maksimal tertentu.suhu optimal untuk undur-undur adalah 27 derajat celcius. Kelembapan udara di sekitar undur-undur adalah 55%-56%.
2.4 Manfaat Mrymeleon, sp
Adapun manfaat dari undur-undur, yaitu sebagai obat alternatif mengatasi diabetes. Binatang kecil yang bisa dijumpai disekitar rumah yang berhalaman pasir itu ampuh menurunkan gula darah. Undur-undur mempunyai nama latin Mrymeleon sp. Ternyata berkasiat menurunkan kadar gula penderita diabetes (Penny, 1997).
Berdasarkan penelitian yang diketahui Tyas Kurniasih dari UGM Jogjakarta yang berjudul Kajian Potensi Undur-undur Darat (Mrymeleon, sp) pada tahun 2006, binatang ini mengandung zat sulfonylurea. Kerja sulfonylurea pada undur-undur adalah melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin. Karena, ketikan insulin dalam tubuh manusia menurun sementara kadar glukosa darah meningkat, maka terjadi ketidakseimbangan. Dimana insulin sebagai penghasil energitubuh terus berkurang. Akibatnya, tubuh mudah terserang penyakit (Swanson, 2007).
Undur-undur sejak lama dikenal masyarakat Tiongkok untuk pengobatan diabetes. Biasanya, undur-undur mentah dimasukan kedalam kapsul atau dicampur bahan herbal lain lalu ditelan. Cara pengobatan alternatif ini sekarang mulai diburu pasien diabetes, karena lebih terjangkau oleh masyarakat(Penny, 1997
Jika menelan hewan ini terlalu banyak menyebabkan badan panas. Hewan ini tidak mudah mati meskipun dikirm keluar kota. Dalam kondisi tertutup ditaruh plastik, undur-undur tetap hidup asal ada pasir dan semut. Namun kalau terkena air kasiatnya akan hilang, undur-undur juga tidak boleh dimakan dalam keadaan mati. Jikan merasa jijik, pasien bisa memasukan kedalam kapsul kosong lalu dimakan dengan dorongan air. Sedangkan predator dari hewan ini, yaitu hewan yang memiliki ukuran yang lebih beser dan kuat, seperti ayam (Kristanto, 2008).

BAB III
HASIL PENGAMATAN
Data Pengamatan
Adapun data yang diperoleh setelah kelompok 3 melakukan pengamatan lapang. Lokasi pengamatan ini di Jln. Tlogomas Gang 15 C No. 02 (Kontraan Imam, pada hari rabu dari jam 06.00-18.00. Dengan demikian diperoleh data seperti dibawah ini:




BAB IV
PEMBAHASAN
Klasifikasi Ilmiah Myrmeleon sp.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Neuroptera
Superfamily : Myrmeleontidea
Familia : Myrmeleontidae
Genus : Myrmeleon
Species : Myrmeleon, sp (Boutz, 2003).
Berdasarkan pada data hasil yang diperoleh dari pengamatan yang telah dilakukan dan kajian pustaka diatas. Dapat diketahui bahwa undur-undur (Myrmeleon sp) lebih menyukai tempat hidup atau tanah yang kering dan terlindungi dari sinar matahari secara langsung dari pada tanah yang basah. Hal ini dapat dilihat dari tempat dalam percobaan, ada tanah yang dalam keadaan basah dan tanah dalam keadaan kering dimana undur-undur lebih lebih mendekati tempat kering. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa undur-undur (Myrmeleon sp) hidup di tanah kering gembur, tidak berlembab yang memiliki intensitas cahaya yang rendah, tertutupi, dan bertekstur halus.. Selain itu juga, suhu yang paling optimal untuk kehidupan undur-undur, yaitu berkisar antara 25-300C, dimana tempat pengamatan juga bersuhu 200C dengan pH tanah 6,4. Selain itu Dari hasil pengamatan tersebut, diketahui bahwa undur-undur memerlukan waktu yang cukup lama untuk menemukan tempat yang cocok dan untuk menggali lubang untuk bersarang. Tetapi dalam menangkap semut atau mangsa yang lain, undur-undur tidak memerlukan waktu yang lama sehingga dalam beberapa detik semut sudah ditarik kedalam lubang undur-undur.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1.Habitat undur-undur ditanah berpasir, gembur dan kering.
2.Suhu lokasi pengamatan undur-undur ini, yaitu 270C dengan pH tanah 4,6.
3.Makanan hewan ini berupa serangga, seperti semut yang dijebak dengan lubang yang sengaja dibuat sebagai perangkap mangsa.
4.Dalam membuat sarang undur-undur memerlukan waktu yang cukup lama tetapi dalam menangkap mangsa tidak memerlukan waktu yang lama.

4.2 Saran
Undur-undur dapat dimanfaatkan sebagai obat Diabetes. Oleh karena itu masyarakat sebaiknya lebih mengetahui tentang manfaat yang sangat hebat tersebut agar tidak terlalu sulit untuk menemukan obat alternatif baru untuk penyakit Diabetes yang murah, mudah dijangkau dan didapat oleh masyarakat. Karena itulah diperlukan studi yang lebih mendalam tentang undur-undur dan manfaatnya bagi kehidupan.


DAFTAR PUSTAKA
Botz, Jason T., dkk.2003. effects of Slope and Particle Size on ant Locomotion: implications for Choice of Substrate by Antlions. Journal of the Kansas Entomological Society 76(3): 426-435
Dharmawan, Agus. 2005. Ekologi Hewan. Malang: UM Press
Djarubito, 1998. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Dunn, Anne K., and V. Eric. 2005. Ameircan Society for Microbiology Culture-Independent Characterization of the Microbiota of the Ant Lion Myrmeleon mobilis (Neuroptera:Myrmeleontydae). Departement of Microbiology, University of Georgia, Athens, Georgia 30602
Engel, Michael S. and Grimaldi, David A. 2007. The neuruopterid fauna of Dominican and Mexican amber (Neuropterida, Megaloptera). American Museum Novitates 3587:1-58
Haaramo, Mikko. 2008. Mikko’s Phylogeny Archive: Neuroptera. Version of 2008-MAR-11. Retrieved 2008-APR-27
Kawruh,2008. Kehidupan Undur-Undur. Bandung: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kristanto, 2008. Hewan Darat. Surabaya: PT. Sentral Pujo.
Penny, 1997. Obat Alternatif Diabetes Militus. Jakarta: PT. Bumi Sakti.
Swanson, Mark. 2007. The Antlion Pit- “Antlion” in the World’s Languages. Retrieved 2008-May-04
Trisno, 2008. Hewan dan Habitatnya. Bandung: PT. Adi Sucipto

Read more...

KUNCI IDENTIFIKASI FAMILI

>> Selasa, 19 Mei 2009

KUNCI IDENTIFIKASI FAMILI (kelompok)
1)Euphorbiacea : 07330047
2)Ebenaceae : 07330016 > Apocynaceae > Cactaceae
3)Cyperaceae : 07330045 > Apocynaceae
4)Cucurbitaceae : 07330012 > Amaranthaceae > Caesalpiniaceae
5)Dilleniaceae : 07330040 > Asteraceae > Balsaminaceae > Brassicaceae




1.a) Tanaman yang memiliki pelepah………………...…………………………………2
b) Tanaman yang tidak memiliki pelepah…………...………………………………...6
2. a) Batang segitiga……………………………...…….………………………..............3
b) Batang tidak segitiga………………...………………...…………………………..5
3. a) Bunga bongkol…………………………………………….Kyllinga monocephala Rottb
b) Bunga tidak berbentuk bongkol………………………...………………………..…4
4. a) Bunga bulir gepeng……...……………………………………… Cyperus iria Linne
b) Bunga tidak bulir gepeng………………..…………………...…. Scirpus grossus L.
5. a) Batang persegi……………………….……… Fimbristylis globulosa (Retz.) Kenth
b) Batang tidak persegi………………………………………….… Brassica rapa Var
6. a) Tanaman mempunyai sulur……………………………………..…………………..7
b) Tanaman tidak mempunyai sulur……………………………...……………………9
7. a) Batang segi lima…………….……………………………………Cucurbita sp Duch
b) Batang tidak segi lima……………………………..………………………………..8
8. a) Kedua sisi daun berambut kaku kasar………………...……….. Cucumis sativus L.
b) Kedua sisi daun berambut cukup rapat……...………… Momordica charantia L.
9. a) Bunga berbentuk bulir………………..………………….……… Amaranthus sp L.
b) Bunga tidak berbentuk bulir………………………………...……………..……..10
10. a) Bunga berbentuk polong panjang……..……………………………Cassia sp Roxb
b) Bunga tidak berbentuk polong panjang……………………………………..……11
11. a) Batang bergetah…………………………………………......…………………….12
b) Batang tidak bergetah……………………………………………...……………...18
12. a) Kelopak berbentuk terompet…………………………………………..………….13
b) Kelopak tidak berbentuk terompet……………………………......………………14
13. a) Batang berbulu………………………………..……....Catharanthus roseus G.Don.
b) Batang tidak berbulu…………………………...………... Cerbera odollam Gaertn.

14. a) Mempunyai cythia……………………...………………...……………………….15
b) Tidak mempunyai cythia……………………………………...…………………..16

15. a) Cythia dalam karang berbentuk malay rata/bercabang menggarpu…………………
……………………………………...……….………..…..Euphorbia pulcherrima Willd
b) Cythia dalam payung tambahan yang berbentuk bola… ………………..Euphorbia hirta L.

16. a) Daun berbentuk bintang memanjang…………...…………... Jatropha multifida L.
b) Daun tidak berbentuk bintang memanjang…………………….…………..…….17

17. a) Buah berstruktur bulat pipih………………...…...………...... Phyllanthus niruri L.
b) Buah tidak berstruktur bulat pipih………….…...Euphorbia mill CH. Des moulins

18. a) Bunga berbentuk cawan……………….…………...… Wedelia trilobata (L) Hitch
b) Bunga tidak berbentuk cawan……………………………………..……………..19

19. a) Bunga bertajuk………………………..…………………. Impatiens platypetala L.
b) Bunga tidak bertajuk…………………………………..…………………………20


20. a) Daun mempunyai duri daun……………….………………………………………
…………………………………..... Hylocerus undatus (Harwarth)Britton & Rose
b) Daun tidakmempunyai duri daun………………………………………………...21

21. a) Tulang daun menonjol………………………...………………………………….22
b) Tulang daun tidak menonjol…………………………………….……………….23

22. a) Biji berbentuk bulat telur terbalik………………….……… Tetracera sp (L.)Merr
b) Biji tidak berbentuk bulat telur terbalik…..………...….. Dillenia suffricuticosa L.

23. a) Buah berbulu…………………………………………………………………….24
b) Buah tidak berbulu……………..…………Diospiros malabarica(DESCR.) Kostel

24. a) Daun berbulu……………………………………………. Diospiros celebica Bakh
b) Daun tidak berbulu………………………………………...Diospiros blancoi Willd

Read more...

DISTRIBUSI (sistem peredaran hewan)

>> Selasa, 17 Maret 2009

DISTRIBUSI SISTEM PERDARAN HEWAN
BAB I. PENDAHULUAN)
1.1 Latar belakang
Istilah distribusi adalah bahan makanan yang perlu disalurkan atau disebarkan Untuk mengangkut berbagai bahan agar dapat sampai ke tempat tujuan, dan itu diperlukan pembuluh darah. Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair seperti air yang disebut plasma. Unsure jadi adalah gabungan antara sel-sel dan fragmen-fragmen yang merupakan unsure darah. Ada tiga tipe unsure jadi dalam darah merah yaitu sel-sel darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau leukosit dan keeping-keping darah atau trombosit. Diantara tiga tipe tersebut sel darah merah yang paling banyak jumlahnya.
Berdasarkan jenis cairan yang diedarkan, sistem peredaran darah pada hewan (vertebrata) dibedakan menjadi dua macam, yakni sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening). Berdasarkan cara peredarannya, sistem sirkulasi pada vertebrata ada 2 macam/ yaitu: sistem peredaran darah terbuka pada limfa, dan sistem peredaran darah tertutup pada darah.Sistem peredaran darah pada vertebrata berbeda dengan sistem peredaran darah pada invertebrata dalam hal ada tidaknya pusat koordinasi peredaran. pada invertebrata dijumpai suatu pusat koordinasi peredaran.
Pada fisiologi hewan memiliki sistem peredaran darah tertutup, yaitu darah mengalir di dalam pembuluh. Macam-macam pembuluh darah, antara lain arteri, vena, dan kapiler. Sedangkan pada hewan avertebrata sistem peredaran terbuka, yaitu darah mengalir bebas di suatu jaringan dan tidak melalui pembuluh. Setiap hewan baik vertebrata maupun avertebrata memiliki pola rangkaian sistem pembuluh darah yang khas.
Itulah gambaran suatu sistem distribusi peredaran hewan yang mana sistem peredaran hewan terdapat suatu sistem yang berbeda seperti suatu sistem tertutup yang terjadi pada cacing tanah, sistem terbuka pada belalang. Dalam pembahasan distribusi peredaran hewan kali ini akan diungkapkan segala apa saja yang menjadi sistem peredaran hewan.

1.2 tujuan
- Mengetahui transport sederhana
- Mengetahui suatu sistem transportasi hewan
- Sistem peredaran darah
- Pompa tunggal ikan
1.3 manfaat
-Agar mahasiswa mengetahui sistem peredaran pada hewan
- Agar mahasiswa mengetahui sistem-sistem yang terjadi pada peredaran hewan
- Agar mahasiswa mengetahui sistem peredaran darah
- Setelah tahu manfaat distribusi, mahasiswa berusaha untuk mengenal semua sistem fisiologi hewan.

BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian distribusi
Istilah distribusi adalah bahan makanan yang perlu disalurkan atau disebarkan Untuk mengangkut berbagai bahan agar dapat sampai ke tempat tujuan, dan itu diperlukan pembuluh darah. Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair seperti air yang disebut plasma. Unsure jadi adalah gabungan antara sel-sel dan fragmen-fragmen yang merupakan unsure darah. Ada tiga tipe unsure jadi dalam darah merah yaitu sel-sel darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau leukosit dan keeping-keping darah atau trombosit. Diantara tiga tipe tersebut sel darah merah yang paling banyak jumlahnya. (john w. Kimball 1994)
Berdasarkan jenis cairan yang diedarkan, sistem peredaran darah pada hewan (vertebrata ) dibedakan menjadi dua macam, yakni sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening). Berdasarkan cara peredarannya, sistem sirkulasi pada vertebrata ada 2 macam/ yaitu: sistem peredaran darah terbuka pada limfa, dan sistem peredaran darah tertutup pada darah.Sistem peredaran darah pada vertebrata berbeda dengan sistem peredaran darah pada invertebrata dalam hal ada tidaknya pusat koordinasi peredaran. pada invertebrata dijumpai suatu pusat koordinasi peredaran.(anonymous, 2009).
2.2 Sistem Peredaran Darah pada hewan
Berdasarkan jenis cairan yang diedarkan, sistem peredaran darah pada vertebrata dibedakan menjadi dua macam, yakni sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening). Berdasarkan cara peredarannya, sistem sirkulasi pada vertebrata ada 2 macam/ yaitu: sistem peredaran darah terbuka pada limfa, dan sistem peredaran darah tertutup pada darah.Sistem peredaran darah pada vertebrata berbeda dengan sistem peredaran darah pada invertebrata dalam hal ada tidaknya pusat koordinasi peredaran. pada invertebrata dijumpai suatu pusat koordinasi peredaran.Sistem peredaran darah vertebrata terdiri dari jantung, arteri, vena, kapiler, dan darah. Jantung adalah pusat peredaran. Jantung yang tersusun oleh otot vang kuat memiliki kontraksi vang ritmik (teratur); biasa kita sebut detak atau denyut. Dengan kekuatan kontraksinya, jantung mampu mendorong darah meninggalkan jantung. Arteri dan vena dapat dijumpai pada hewan vertebrata.
Pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebut arteri (nadi). Selanjutnya, arteri bercabang-cabang di seluruh bagian tubuh menjadi arteri yang halus dan disebut kapiler.
Darah dari seluruh tubuh akan kembali melalui venula (pembuluh balik kapiler) kemudian menuju ke vena (pembuluh balik yang lebih besar) dan akhirnya kembali ke jantung.
Plasma darah vertebrata tak berwarna dan mengandung sel darah merah (eritrosit). Pada umumnya eritrosit vertebrata berbentuk oval .dan berinti. Akan tetapi, eritrosit pada mamalia berbentuk bikonkaf dan tidak berinti. Sel darah putih (leukosit) ada beberapa macam dan masing-masing mempunyai tugas khusus. Selain itu, terdapat juga keping-keping darah (trombosit). Eritrosit berwarna merah karena adanya hemoglobin yang berperan dalam pengikat O2,pada sistem pernapasan. Plasma darah berberfungsi membawa sari-sari makanan, sampah metabolisme, hasil proses sekresi, dan beberapa gas.
Pada hewan vertebrata, vena yang membawa darah meninggalkan lambung dan usus disebut vena porta karena membawa darah ke susunan kapiler yang lain. Bila kapiler yang dituju adalah kapiler dalam hati (hepar) maka vena ini disebut vena porta hepatika. Pada umumnya vertebrata tingkat rendah memiliki vena portal renalis (ginjal).
Sistem peredaran getah bening (sistem limfatik) berperan dalam pertahanan tubuh dan pengembalian plasma dari jaringan - jaringan.
Pada proses peredaran darah, darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 kembali ke jantung melalui vena dan berkumpul di sinus venosus kemudian masuk ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju insang melewati konus arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri aferen brakialis. Pada arteri aferen brakialis,
Oksigen diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri eferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan tubuh, darah mengikat CO2 Dengan adanya sistem vena, darah dikemballikan dari bagian kepala dan badan menuju jantung. Vena yang penting misalnya: vena cardinalisposterior dan vena cardinalis posterior (membawa darah dari kepala dan badan), vena porta hepatika (membawa darah dari tubuh melewati hati),vena porta renalis (membawa darah dari tubuh melewati ginjal). Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah hanya satu kali melewati jantung.

2.3 Mekanisme pengangkutan sederhana
Mikroorganisme dan hewan kecil tidak membutuhkan suatu sistem pengangkutan yang khusus. Difusi, pengangkutan aktif, dan aliran sitoplasma cukup menjamin setiap bagian badannya mendapat bahan-bahan yang memadai. Vakuola makanan terbentuk di dalam amuba, diedarkan oleh aliran sitoplasma di seluruh sel, sementara terjadi pencernaan makanan yang terdapat didalamnya. Molekul-molekul makanan yang telah dicerna, kemudian secara difusi atau oleh pengangkutan aktif masuk ke dalam sitoplasma. Malahan suatu hewan serumit planaria dapat hidup tanpa adanya sistem sirkulasi yang sejati. Pada planaria meskipun ada sejumlah kecil cairan, yang membasahi organ-organ interna, satu-satunya aliran yang terjadi ialah yang diakibatkan oleh gerakan pengerutan dan pembesaran badan secara acak. Kita telah melihat bahwa bentuk planaria menyebabkannya tak perlu mem¬punyai suatu sistem khusus untuk mengangkut oksigen dan karbon dioksida. Keharusan pengangkutan secara ekstensif bahan makanan yang telah dicerna ditiadakan oleh ruang gastrovaskular yang sangat bercabang-cabang. Pencernakan pada planaria terjadi secara intrasel, dan tidak ada bagian dari bahan terletak jauh dari sel-sel endosit yang melapisi ruang gastrovaskular dan menyelesaikan pekerjaan ini.
2.4 Sistem tranportasi pada hewan
A). Cacing tanah (sistem tertutup)
Berukuran relatif besar dan kompleks. Cacing ini mempunyai suatu sistem sirkulasi untuk transpor bahan-bahan dan semua bentuk yang perlu bagi sistem sirkulasi yang efisien terdapat didalamnya. Ini adalah: (1) suatu cairan tempat terlarutnya bahan-¬bahan yang diangkut, (2) suatu sistem pembuluh atau saluran tempat cairan mengalir, (3) suatu pompa untuk mengatur aliran cairan, (4) organ khusus untuk melangsungkan per¬tukaran antara cairan dan lingkungan eksterna. Ini meliputi organ-organ (seperti kulit dan usus) yang menambahkan bahan-bahan ke dalam cairan dan organ-organ seperti kulit (dan organ ekskresi) yang membersihkan bahan-bahan dari cairan dan membuangnya kembali ke lingkungan eksterna.
Pada cacing tanah cairan yang beredar adalah darah. Ini biasanya berupa larutan yang mengandung gas, gula, asam amino, garam dan banyak molekul-molekul dan ion-ion lain¬nya yang memegang peranan dalam metabolisme. Efisiensi darah cacing sebagai medium pengangkutan oksigen meningkat dengan adanya pigmen merah/hemoglobin, pembawa ok-sigen. Hemoglobin cacing tanah tak terdapat dalam sel-sel darah merah seperti hemoglobin kita, tetapi benar-benar larut dalam darah.
Darah cacing tanah diedarkan oleh sistem pembuluh darah yang teliti. Akan tetapi darah ini hanya melakukan fungsi pertukaran bahan-bahan dengan sel-sel, jika melalui pembuluh-pembuluh darah yang halus, yaitu kapiler. Karena darah selalu beredar dalam sistem pembuluh-pembuluh darah itu, kita katakan bahwa cacing tanah mempunyai suatu sistem “tertutup”. Pompa yang mendesak darah mengalir ke kapiler-kapiler terdiri atas lima pasang gelung aorta. Kontraksi otot dan dinding gelung aorta ini men¬desak darah mengalir ke dalam pembuluh darah ventral. Pembuluh darah ventral meng¬angkut darah ke arah belakang dan mengalirkan darah ke suatu sistem pembuluh darah yang lebih kecil dan rumit. Semuanya ini berakhir dalam kapiler-kapiler, dan di sinilah terjadi pertukaran antara organ pertukaran dan darah dan antara darah dan jaringan. Setelah melalui daerah-daerah kapiler, darah pergi ke sistem pembuluh kedua yang menuju ke pembuluh darah dorsal. Pembuluh darah ini berkontraksi menurut irama, mendesak darah kembali ke gelung sorta di ujung depan dari cacing.
B). Suatu sistem “terbuka” belalang
Sistem sirkulasi pada serangga berbeda dalam satu aspek yang penting dari sistem sirkulasi pada cacing tanah. Darah ada di dalam pembuluh darah hanya dalam satu bagian dari perputaran di seluruh badan. Perputaran selanjutnya terjadi di dalam rongga badan saja. Sistem yang demikian dikenal sebagai suatu sistem sirkulasi “terbuka”. Volume darah yang dibutuhkan bagi sistem yang demikian diperlukan untuk dasar praktis karena reduksi rongga badan yang mencolok. Rongga badan yang mengecil ini disebut homosoel. Efisiensi aliran dan pembagian darah ini dipelihara dengan adanya pembagian homosoel menjadi kamar-kamar yang disebut sinus.
Pada belalang ini, bagian sistem yang tertutup itu terbatas pada sebuah jantung ta¬bung yang panjang dan aorta yang terdapat di sebelah dorsal . Jantung me¬mompa darah ke dalam sinus-sinus dari homosoel; yang merupakan tempat terjadinya per¬tukaran bahan-bahan. Gerakan otot-otot badan yang dikoordinasi, secara berangsur-angsur mengembalikan darah ke sinus di sekeliling jantung, ialah sinus dorsal. Sambil berkontraksi, katub-katub kecil pada dinding jantung terbuka dan darah dapat masuk dari sinus dorsal ke jantung, maka selesailah peredaran itu.
Sistem sirkulasi terbuka dari belalang dapat tampak sangat tak efisien dibanding de-ngan sistem tertutup dari cacing tanah. Tetapi perlu diingat, bahwa ada perbedaan tetentu dalam fungsi yang dilakukan oleh dua sistem tersebut. Ingat, pada belalang pertukaran oksi-gen dan karbon dioksida dilakukan dengan sistem trakea. Darah tidak berperan dalam proses ini. Malahan dalam darah belalang tidak ada pigmen pembawa oksigen. Banyak per¬cobaan dan studi telah memperlihatkan dengan jelas, bahwa problem transpor gas inilah yang merupakan persyaratan paling serius pada suatu sistem sirkulasi. Pada hewan-hewan seperti belalang dan serangga lainnya, sistem pertukaran gasnya benar-benar tak tergantung pada sistem sirkulasi, dan persyaratan untuk sistem sirkulasi jauh lebih sederhana dari pada hewan-hewan (seperti cacing tanah), di mana fungsi-fungsinya tergabung.
sistem sirkulasi dari belalang
(mempunyai alat transportasi berupa jantung pembuluh. Pada bagian jantung pembuluh terdapat lubang-lubang kecil (ostium) yang mempunyai katup. Pada waktu jantung pembuluh berdenyut ostium tertutup, darah mengalir ke depan melalui aorta.
Peredaran darah belalang hanya mengedarkan sari makanan dan mengambil sisa metabolisme. Sedangkan pengedaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan karbon dioksida dilakukan melalui sistem trakea.)
C). Cumi-cumi
Sistem sirkulasi tertutup dari cumi-cumi sangat menarik, karena ada tiga pompa untuk memelihara sirkulasi. Satu jantung memompa darah ke semua organ interna dan jaringan tubuh. Dua jantung lainnya benar-benar bekerja memompa darah dari organ-organ interna dan jaringan ke insang, yang merupakan tempat terladinya pertukaran gas. Untuk memahami keuntungan dari sistem yang demikian baik untuk diketahui bahwa tekanan yang dihasilkan oleh kontraksi sebuah jantung seluruhnya hampir berhamburan, bila darah masuk ke kapiler-kapiler. Meskipun kapiler-kapiler kecil, total daerah sayatan melintang dari kapiler-kapiler yang menerima darah dari sebuah pembuluh darah besar, cukup lebih besar dari pada sayatan melintang pembuluh darah itu sendiri. Keadaan ini dapat dibandingkan seperti apa yang terjadi, bila suatu aliran tertentu yang mengalir dengan cepat, tersebar pada suatu dataran yang rata. Tekanan dan kecepatan mengalir berkurang dengan cepat. Keadaan yang sama terjadi dalam anyaman kapiler. Perhatikan pula, pertukaran gas harus berlangsung di dua tempat, ialah di insang dan di jaringan.
Pada kedua kasus itu, pertukaran terjadi hanya ketika darah sedang melalui kapiler--kapiler. Jadi, ketika melalui insang-insang, darah kehilangan tekanan yang dapat menye-barkannya ke jaringan-jaringan dengan cepat. Sebaliknya, ketika melalui kapiler-kapiler dari jaringan, darah kehilangan tekanan yang dapat kemudian memaksa darah kembali ke insang. Jadi sistem jantung yang terpisah pada cumi-cumi mengatasi persoalan tersebut de¬ngan baik. Baik untuk diperhatikan di sini bahwa sistem sirkulasi tertutup dengan jantung yang terpisah juga terjadi pada burung dan mamalia, tetapi kedua pompa tersebut terletak bersama. Separuh jantung burung atau mamalia memompa darah ke paru-paru, separuh lainnya memompa darah ke jaringan tubuh. Perkembangan jantung yang terpisah pada hewan-hewan ini seluruhnya tak sama seperti pada cumi-cumi.
D. katak
jantung katak
mempunyai sistem peredaran darah ganda. Jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan dan bilik.
Karena jantung katak hanya mempunyai satu bilik,darah yang banyak mengandung oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik jantung.
E. reptil
jantung reptile mempunyai sistem peredaran ganda seperti pada burung. Jantung kadal terdiri dari empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bili kiri dan bilik kanan.
Dari jantung keluar dua buah aorta aorta kanan dan aorta kiri.
Aorta kanan keluar dari bilik kiri dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Aorta kiri keluar dari perbatasan bilik kiri dan bilik kanan mengalirkan darah ke bagian belakang tubuh.
F. burung
Alat-alat transportasi pada burung merpati terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak mengandung karbondioksida yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan peredaran darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.

G. ikan
Sebenarnya, vertebrata purba hanya mempunyai sebuah pompa tunggal. Susunan ini masih tetap pada ikan-ikan masa kini. Darah yang terkumpul dari seluruh badan ikan masuk ke kamar berdinding tipis, atrium. Pada waktu jantung kendur, darah mengalir melalui sebuah katub ke dalam ventrikel berdinding otot tebal. Kontraksi ventrakel yang kuat mendesak darah ke luar ke anyaman kapiler insang. Dari insang, darah mengalir ke anyaman kapiler di bagian badan selebihnya, dan petukaran bahan makanan terjadi dengan jaringan. Ke¬mudian darah kembali ke jantung. Sistem tersebut telah “tertutup” karena darah terdapat di dalam pembuluh di seluruh peredaran
Sistem sirkulasi pada ikan, tidak begitu efisien, walaupun cukup jelas mencukupi ke-butuhannya. Seperti yang tersebut di atas, ketika darah mengalir melalui anyaman kapiler, ada penurunan tekanan yang menyolok. Pada ikan, setelah darah melalui insang, kemudian darah akan diangkut dengan giat tidak lagi oleh tekanan dari denyut jantung ke seluruh tubuh
2.5 TIGA KAMAR: KATAK DAN KADAL
Keadaan jantung pada amfibi agak maju. Jantung katak terdiri dari tiga kamar utama, dua atrium dan sebuah ventrikel. Atrium kanan menerima darah miskin oksigen dari pembuluh darah balik (vena) yang berasal dari aneka ragam jaringan dan organ-organ. Darah dari paru¬-paru, kaya akan oksigen dialirkan ke atrium sebelah kiri. Darah dari kedua atrium tersebut mengalir ke sebuah, ventrikel yang tunggal (Gambar 23.5). Kontraksi ventrikel ini men¬desak darah ke sebuah pembuluh yang bercabang-cabang menjadi cabang kiri dan kanan, Masing-masing dari cabang ini langsung bercabang-cabang pula menjadi tiga arteri pokok. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah, lung aorta, mengalirkan darah ke jaringan interna dan alat dalam badan, sedang arteri porterior mengalir¬kan darah ke kulit dan paru-paru.
Pada pandangan pertama yang sekilas, mungkin tampak bahwa keuntungan apapun yang telah didapat dengan kembalinya darah miskin akan oksigen ke satu bagian dari jantung dan darah kaya akan oksigen ke bagian lainnya, akan lenyap oleh karena bercampurnya kedua macam darah tersebut dalam sebuah ventrikel. Sampai pada taraf tertentu, ini benar. Akan tetapi, ventrikel secara tidak sempurna terbagi menjadi kamar-kamar sempit yang cenderung mengurangi pencampuran kedua macam darah tersebut. Bila ventrikel berkontraksi, sebagian besar darah yang miskin akan oksigen terhindar dari percampuran, dengan menakjubkan sedikit bercampur, masuk ke dalam dua arteri yang pergi ke kulit dan paru-paru. Di sini akan terjadi pengambilan persediaan oksigen segar. Darah yang kaya akan oksigen relatif murni di atrium kiri, akan pergi ke arteri-arteri yang menuju ke otak. Hanya darah yang melalui lung aorta menuju ke bagian selebihnya dari badan, telah bercampur dengan baik, tetapi meskipun demikian darah ini mengandung cukup oksigen untuk, memenuhi kebutuhan organ-organ.
Perhatikan, pada katak persoalan yang terjadi oleh karena turunnya tekanan dalam kapiler-kapiler, telah diatasi dengan susunan sistem peredaran darah. Alat pertukaran gas-gas dan jaringan interna menerima darah dengan tekanan penuh dari kontraksi ventri¬kel.
Reptilia mempunyai suatu modifikasi jantung yang lebih maju. Pada kasal, terdapat suatu septum berotot yang membagi ventrikel secara tidak sempurna (Gambar 23.5). Bila ventrikel berkontraksi lubang pada septum ini tertutup dan ventrikel terbagi menjadi dua kamar yang dalam sesaat benar-benar terpisah. Ini mencegah terjadinya percampuran kedua macam darah tersebut. Belahan ventrikel kiri memompa darah kaya akan oksigen (yang diterima dari atrium kiri) ke badan. Belahan ventrikel kanan memompa darah miskin akan oksigen (yang diterima dari atrium kanan) ke paru-paru.
2.6 Empat kamar: burung dan mamalia
Pada burung dan mamalia, septum jantung bersifat sempurna, dan memberi dua kamar yang benar-benar terpisah. Atrium kanan menerima darah miskin akan oksigen (darah de¬oksi) dari badan, dan ventrikel kanan memompa darah dengan kuat ke paru-paru untuk melepaskan karbon dioksida dan mengambil persediaan oksigen yang segar. Darah oksigen kemudian kembali ke atrium kiri, dan dipompa ke luar dengan kuat ke semua organ-organ dan jaringan tubuh. Maka bukan secara kebetulan bahwa hanya dua kelompok hewan yang mengembangkan sifat berdarah panas (endotermi-lihat Bagian 23.21) adalah burung dan mamalia, mempunyai dua sistem sirkulasi yang terpisah. Satu sistem untuk pertukaran gas dengan lingkungan, sedang lainnya untuk pertukaran gas dengan jaringan jaringan badan. Efisiensi yang diberikan oleh adanya dua sistem sirkulasi ini, memungkinkan laju respirasi sel yang tinggi yang merupakan tergantungnya suatu proses endotermi.

BAB III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Distribusi adalah bahan makanan yang perlu disalurkan atau disebarkan Untuk mengangkut berbagai bahan agar dapat sampai ke tempat tujuan.
 Sistem peredaran darah pada hewan berdasarkan cara peredarannya, sistem sirkulasi pada vertebrata ada 2 macam/ yaitu: sistem peredaran darah terbuka pada limfa, dan sistem peredaran darah tertutup pada darah.
 Sistem tranportasi hewan pada sistem sirkulasi bermacam-macam tegantung kelas.

3.2 SARAN
Didalam mempelajari sistem fisiologi hewan diharapakan bisa mempelajari semua kesatuan dalam fisologi yang bersifat universal dan bisa menghubungkan dengan sistem fisiologi tumbuhan dan manusia karena apa yang dipelajari pada fisiologi dapat pula diterapkan pada manusia.


DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009. Sejarah fisiologi, http:// Wikipedia.org
Diakses tanggal 14 maret 2009.
Anonymous, 2009. sistem peredaran darah, http:// one.skripsi.com
Diakses tanggal 14 maret 2009.
Anonymous, 2009. sistem fisiologi hewan, http:// massofa.wordpress.com
Diakses tanggal 14 maret 2009.
Anonymous, 2009. Sistem tranportasi hewan, http:// id.wordpress.com
Diakses tanggal 14 maret 2009.
Kimball, john w. 1994. Biologi. Jakarta: erlangga.

Read more...

LUAS MINIMUM

>> Minggu, 08 Maret 2009

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Luas daerah dalam satuan kecil yaitu komunitas atau vegetasi yang sangat bervariasi keadaannya. Keberadaannya merupakan himpunan dan spesies populasi yang sangat berinteraksi dengan banyak faktor lingkungan yang khas untuk setiap vegetasi, kemudian muncul pertanyaan yang sering timbul yaitu bagaimana cara mengamati komunitas atau vegetasi tersebut dan berapa banyak sampel yang herus di amati sehingga dikatakan representatif bila di dalamnya terdapat semua atau sebaagian besar jenis tumbuhan yang membentuk komunitas atau vegetasi tersebut. Daerah minimal yang mencerminkan kekayaan.
komunitas atau vegetasi disebut luas minimum. Dalam mempelajari komunitas tumbuhan kita tidak mungkin melakukan penelitian pada seluruh area yang ditempati oleh komunitas, terutama apabila area tersebut sangat luas. Oleh karena itu kita dapat melakukan penelitian disebagian area komunitas tersebut dengan syarat begian tersebut dapat mewakili seluruh komunitas.
Suatu metode untuk menentukan luas minimum suatu daerah disebut metode luas minimal. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah petak yang digunakan dalam metode tersebut.


1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Untuk memahami dan menguasai cara menentukan luas minimum
2. Untuk mengetahui jenis tumbuhan yang dominan dalam sebuah vegetasi, dengan metode luas minimum.


II. DASAR TEORI

Tinjauan Tentang Luas Minimum

Suatu metode untuk menentukan luas minimal suatu daerah disebut metode luas minimal. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui minimal jumlah petak
contoh. Sejumlah sampel akan dikatakan representatif apabila di dalamnya terdapat semua atau sebagian besar jenis tanaman pembentuk komunitas atau vegetasi disebut luas minimal (Santoso, 1994).

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

• Pasak, bambu ukuran 4x1m
• Tali rafia
• Meteran

3.2 Bahan

• Menggunakan berbagai jenis tumbuhan



IV. CARA KERJA

4.1 Menentukan luas minimum

• Menyiapkan 12 pasak dan tali rafia, dan membentuk bujur sangkar 1x1 m2 dan mencatat semua jenis tumbuhan yang berada dalam kuadran tersebut.
• Memperluas kuadrat yang telah dibuat dua kali semula menjadi 2x2 m2 mencatat kembali penambahan jenis tumbuhan pada ukuran yang telah di perluas.
• Memperluas kembali menjadi 3x3 m2 4,4 m2 dan seterusnya sampai tidak ada penambahan jenis tumbuhan yang baru.
• Membuat grafik minimum.


V. DATA PENGAMATAN

5.1 Tabel Luas Minimum


No
Nama Spesies Luas plot ke- (m2)
1 x 1 2 x 2 3 x 3 4 x 4
1. Rumput teki
(Cyperus rotundus) √ √ √ √
2. Pegagan √ √ √ √
3. Zaysia matrella √ √ √ √
4. Saccaru spontanium √ √ √ √
5. Rumput A √ √ √ √
6. Rumput B √ √ √ √
7. Rumput C _ √ √ √
8. Rumput D _ _ √ √
Jumlah 6 7 8 8


VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita melakukan praktikum pada luas minimum di suatu areal vegetasi komunitas. Pengamatan dilakukan melalui pengukuran dengan membuat bujur sangkar dengan ukuran 1x1 m 2 ,2x2 m 2 , 3x3 m 2 , 4x4 m 2 , 5x5 m 2 di lapangan (suatu ekosistem) dari tumbuhan. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data bahwa, untuk pengukuran pertama dengan ukuran bujur sangkar 1x1 m 2 di areal suatu komunitas di dalamnya ditemukan jenis tumbuhan yaitu rumput teki(Cyperus rotundus),pegagan, Zaysia matrella, Saccaru spontanium, rumput A, rumput B, rumput C dan rumput D. Dimana pada areal atau komunitas tersebut sangat mendukung pertumbuhan tumbuhan tersebut. Adapun ciri morfologi dari rumput A yaitu daun yang bulat melebar, daun berwaran hijau. Sedangkan ciri morfologi dari rumput B yaitu memiliki daun kecil dan panjang, daun berwarna hijau, rumput C memiliki ciri morfologi daunnya kecil bulat bergerigi, dan berwarna hijau.
Selanjutnya luas areal tersebut diperluas menjadi 2x2 m2 , ternyata dengan penambahan luas juga terjadi penambahan jenis spesies yang ditemukan dalam ekosistem tersebut. Adapun tambahan jenis tumbuhan tersebut adalah pegagan Tumbuhan yang mendominasi adalah tumbuhan Zaysia matrella, Saccaru spontanium dikarenakan faktor lingkungan yang sesuai sehingga mendukung pertumbuhan.
Pada areal 3x3 m2 tumbuhan yang ditemukan sama dengan pada areal 2x2 m2 dan terjadi penambahan satu jenis tanaman baru yaitu rumput D. Rumput D mempunyai spesifikasi yaitu daun kecil agak panjang berwarna hijau tua dan perkembangbiakannya secara vegetatif. Sedangkan pada luas plot 4x4 m2 tidak mengalami pertambahan jenis.
Perbedaan jumlah tumbuhan pada suatu vegetasi dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: suhu, kelembaban, keadaan tanah, senyawa organik dan lain-lain. Selain itu penambahan suatu areal akan dihentikan bila pengamatan pada areal areal berikutnya ditemukan jenis tumbuhan yang sama dengan areal sebelumnya.
Disamping itu juga dapat disimpulkan bahwa dalam pengamatan dengan menggunakan luas minimum ini dapat mewakili dari sebuah vegetasi tumbuhan rumput teki , dimana data pengamatan 1x1m2, 2x2m2, 20x10m 2 dan 10x20m 2 yang mendominasi adalah tumbuhan rumput teki, sehingga dapat disebut sebagai vegetasi tumbuhan rumput teki.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan tersebut di atas dapat diperoleh suatu kesimpulan yaitu :
1.Luas minimum yang diperoleh dalam pengamatan yaitu 4x4 m 2 dan ini menunjukkan bahwa luas tersebut serta jenis tumbuhan yang mendominasi di dalamnya dapat mewakili karakteristik suatu vegetasi.
2.Jumlah minimum yang didapatkan dari pengamatan yaitu 8 jenis tumbuhan dan ini menunjukkan bahwa jumlah tersebut sudah dapat mewakili karakteristik suatu vegetasi.
3.Penyebaran jenis tumbuhan dalam suatu vegetasi dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, keadaan tanah dan senyawa organik.

DAFTAR PUSTAKA
Heddy. 1986. Pengantar Ekologi. Angkasa. Bandung
Rasyid,H. 1997. Analisis Lapangan dalam Ekologi. Kanisius. Yogyakarta
Rahardjanto, A.K. 2001. Buku Petunjuk Dasar-dasar Ekologi Tumbuhan. UMM Press. Malang.
Santoso. 1994. Teknik Lapangan Ekologi Tumbuhan. Departemen Biologi ITB. Bandung.

Read more...

IDENTIFIKASI SISTEM TERTUTUP DAN TERBUKA,

>> Kamis, 05 Maret 2009

IDENTIFIKASI SISTEM TERTUTUP DAN TERBUKA,STEADY STATE, DAN UMPAN BALIK DALAM EKOSISTEM

BAB I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Istilah ekosistem pertama kali di kemukakan oleh Tansley (1935). Ia mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara komponen biotik (tumbuhan, hewan, manusia, mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah dsb) dialam. Sebenarnya merupakan hubungan komponen yang membentuk sistem. Ini berarti baik dalam struktur maupun fungsi komponen-komponen tadi adalah suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Sebagai konsekwensinya apabila salah satu komponen terganggu, maka komponen lainnya secara cepat atau lambat akan terpengaruh. Sistem alam ini disebut sebagai sistem ekologi, yang kemudian disingkat dan menjadi lebih dikenal sebagai ekosistem.
Dalam pengertian lain ekosistem merupakan suatu system dari fungsi organisme yang bersama-sama dalam lingkungan kehidupannya. Pengertian dan konsep ini memang terlalu luas dan fleksibel, dapat berlaku pada berbagai situasi, diamana fungsi organisme bersama-sama dengan lingkungannya membentuk system yang sedemikian rupa sehingga terjadi pertukaran materi diantaranya, meskipun untuk sementara.
Itulah gambaran umum tentang pengertian ekosistem dan komponennya secara garis besar. Berkenaan dengan bahasan tentang ekosistem coba kita hubungkan dengan keadaan alam Indonesia yang semakain parah saja ekosistemnya, baik ekosistem hutan, laut padang rumput, rawa dsb. Menelaah itu semua, dalam bahasan ekosistem kali ini akan diungkapkan apa saja komponen-komponen ekosistem, hal hal yang mempengaruhi keadaan ekosistem dan beberapa siklus energi. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam memperbaiki dan mempertahankan semua jenis ekosistem yang ada disekitar kita demi terwujudnya keseimbangan alam.

1.2. Tujuan
Mengetahui komponen penyususn suatu ekosistem.
Mengetahui manfaat yang didapat jika ekosistem terjaga dengan baik.
Mengetahui siklus-siklus enrgi dalam suatu ekosistem.
Mengatahui daur biogeokimia,dan mekanismenya.
1.3. Manfaat
Agar mahasiswa mengetahui pengertian ekosistem, manfaat ekosistem dan komponen didalamnya.
Agar mahasiswa memahami siklus-siklus yang erjadi dalam ekosistem.
Agar mahaiswa mengetahui mekanisme dari daur biogeokimia.
Setelah tahu manfaat ekosistem, mahasiswa berusaha melestarikan ekosistem disekitarnya.

BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian ekosistem.
Istilah ekosistem pertama kali di kemukakan oleh Tansley (1935). Ia mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara komponen biotik (tumbuhan, hewan, manusia, mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah dsb) dialam. Sebenarnya merupakan hubungan komponen yang membentuk sistem. Ini berarti baik dalam struktur maupun fungsi komponen-komponen tadi adalah suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Sebagai konsekwensinya apabila salah satu komponen terganggu, maka komponen lainnya secara cepat atau lambat akan terpengaruh. Sistem alam ini disebut sebagai sistem ekologi, yang kemudian disingkat dan menjadi lebih dikenal sebagai ekosistem.(Rahardjanto,2001)
Dalam pengertian dari sumber berbeda dikatan Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.(Anynomous,2008)
2.2. Bentuk dasar ekosistem dan dinamikanya
Ukuran dari ekosistem ini sangat berbvariasi, yang tersebar dan hampir meliputi seluruh permukaan bumi dan sudah tentu teridiri dari kehidupan hewan dan tumbuhan yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dikenal dengan istilah biosfer atau adapula yang menyebutnya ekosfer. Untuk ukuran yang lebih kecil kita mengenalnya sebagai hutan, sawah, kolam, danau, laut, dsb.
Pada situasi tertentu ekosistem ini mempunyai batas-baatasnya yang jelas, seperti pada ekosistem-ekosistem pulau, hutan tanaman, kolam, danau, dsb, tetapi secara keseluruhan sulit untuk menentukan batas-batas dari suatu ekosistem, sehingga batas-batas ekosistem ini sering ditentukan secara buatan atau abstrak untuk lebih memudahkan dalam kajian.
Secara menyeluruh setiap ekosistem mempunyai gambaran dasar yang sama, dilihat dari struktur dan fungsinya, terlepas dari jelas atau tidak batas-batas itu.

2.3 komponen ekosistem dan kegiatan yang berhubungan dengan proses tranformasi dan akumulasi materi dan energi
2.3.1 kompenen-komponen ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a.Komponen autotrof(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
2.4 Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan. Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a. Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter perseg
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.

d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :

a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
c. Ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.

Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. ika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.

2.5 Siklus Biogeokimia
Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur. Di sini hanya akan dibahas 3 macam siklus, yaitu siklus nitrogen, siklus fosfor, dan siklus karbon.
1.Siklus Nitrogen (N2)
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ).Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogenakan berulang dalam ekosistem. Lihat gambar dibawah ini.

2.Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
3.Siklus Karbon dan Oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.

BAB.III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ekosistem adalah unit fungsional antara komunitas lingkungan biotik (tumbuhan, hewan, manusia, mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah dsb) dialam.
Secara menyeluruh setiap ekosistem mempunyai gambaran dasar yang sama, dilihat dari struktur dan fungsinya, terlepas dari jelas atau tidak batas-batas itu.
Macam-macam komponen ekosistem yaitu autotrof, heterotrof, bahan tak hidup, pengurai.
Secara umum ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan
Siklus biogeokimia adalah siklus unsur yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Siklus-siklus biogeokimia antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
3.2SARAN
Didalam mepelajari ekosistem kita diharapkan tidak merusak komponen-komponen yang ada dialam karena baik dalam struktur maupun fungsi komponen-komponen itu adalah suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2008. Pengertian ekosistem, http://wikipedia.org
Diakses tanggal 26 november 2008.
Anonymous, 2008. Macam-macam ekosistem, http://wikipedia.org
Diakses tanggal 26 november 2008.
Anonymous,2008. Siklus biogeokimia, http://yahoo.com
Diakses tanggal 26 november 2008.
Rahardjanto, abdul kadir. 2001. Ekologi tumbuhan. Malang: umm press.

Read more...

makalah lumut

PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa mm sampai beberapa cm saja. keberadaan lumut seringkali luput dari perhatian karena selain ukuranya yang kecil, manfaat lumut bagi manusia secara langsung juga belum banyak diketahui . namun demikian, lumut mempunyai peranan cukup penting bagi lingkungan dan beberapa jenis-jenis hewan dan tumbuhan lainya. Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu menangkap dan menyimpan air serta menjaga kelembapan hutan. Lumut juga menyediakan tempat hidup bagi tumbuhan epifit seperti berbagai jenis anggrek danpaku-pakuan serta bagi hewan-hewan kecil seperti katak, kadal, siput, dan berbagai jenis serangga.
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati, walaupun masih banyak yang menyukai tempat yang lembab dan basah (pada kulit kayu, batuan, dan tembok). Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). walaupun demikian lumut masih sangat memerlukan air, tanpa air organ reproduksinya tidak dapat masak atau pecah (merekah).
Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Berdasarkan kelompok (kelas) lumut terbagi menjadi lumut hati, lumut daun, dan lumut tanduk. Masing-masing akan dijelaskan secara rinci dan detail pada bab 1,2, dan 3.
B.Tujuan
Untuk mengetahui macam-macam dari kelas lumut
Untuk mengetahui ciri-ciri dan bagian-bagian dari lumut
Untuk mengetahui peranan-peranan dari lumut

SEKILAS TENTANG LUMUT
Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa mm sampai beberapa cm saja. keberadaan lumut seringkali luput dari perhatian karena selain ukuranya yang kecil, manfaat lumut bagi manusia secara langsung juga belum banyak diketahui . namun demikian, lumut mempunyai peranan cukup penting bagi lingkungan dan beberapa jenis-jenis hewan dan tumbuhan lainya. Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu menangkap dan menyimpan air serta menjaga kelembapan hutan. Lumut juga menyediakan tempat hidup bagi tumbuhan epifit seperti berbagai jenis anggrek dan paku-pakuan serta bagi hewan-hewan kecil seperti katak, kadal, siput, dan berbagai jenis serangga.
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati, walaupun masih banyak yang menyukai tempat yang lembab dan basah (pada kulit kayu, batuan, dan tembok). Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). walaupun demikian lumut masih sangat memerlukan air, tanpa air organ reproduksinya tidak dapat masak atau pecah (merekah).
Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Karakteristik dan Ciri-ciri :
Fotosintesis, multiseluler dan eukariotik
Tak memiliki akar, batang dan daun sejati (talus)
Tak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem)
Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit – sporofit)
Reproduksi seksual dan aseksual (spora)
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem).
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian disebut hutan lumut.
Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b. lumut bersifat autotrof. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan lumut berkormus dan bertalus. Lumut dapat beradaptasi untuk tumbuh di tanah, belum mempunyai jaringan pengangkut, sudah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.

Batang dan daun tegak memiliki susunan berbeda-beda. Batang apabila dilihat secara melintang akan tampak susunan sebagai berikut selapis sel kulit, lapisan kulit dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel parenkimatik yang memanjang untuk mengangkut air dan garam-garam mineral; belum terdapat floem dan xilem. Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong. Rizoid seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral.

Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri dari: vaginula, seta, apofisis, kaliptra, kolumela. Sporofit tumbuh pada gametofit menyerupai daun. Gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rizoid yang berfungsi seperti akar. Jika sporofit tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.

Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual melalui pergiliran keturunan atau metagenesis. Reproduksi aseksual dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit. Reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet dalam gametofit. Ada dua macam gametangium yaitu arkegonium (gametangium betina) bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, yang sempit disebut leher dan anteridium (gametangium jantan) berbentuk bulat seperti gada. Jika anteridium dan arkegonium dalam satu individu tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis). Jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja tumbuhan lumut disebut berumah dua (diesis).

Lumut yang sudah teridentifikasi mempunyai jumlah sekitar 16 ribu spesies dan telah dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu: lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun.
Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
a.Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermtozoid
b.Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum

Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkn oleh sel telur.
Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :
- Vaginula (kaki)
- Seta (tangkai)
- Apofisis (ujung seta yang melebar)
- Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak

spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
Perkembang biakan secara seksual berlangsung dengan cara penyatuan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina.
Perkembang biakan secara aseksual dapat terjadi dengan banyak cara, antara lain :
1. Membentuk tunas pada pangkal batang dan selanjutnya tunas terlepas dan berkembang menjadi individu baru.
2. Membentuk stolon
3. Batang lumut yang bercabang-cabang mati, lalu cabangnya tumbuh dan berkembang menjadi individu baru .
4. Protonema primer membentuk individu baru.
5. Protonema putus-putus menjadi banyak protonema, dan
6. Membentuk kuncup

BAB I
LUMUT HATI (hepaticopsida)


1.1Klasifikasi
Klasifikasi lumut hati
Regnum : Plantae
Division : Hepaticophyta
Kelas : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoceales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Spesies : Hepaticopsida sp

1.2 Pengertian
Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta. Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisah lumut hati ke dalam divisio baru.
Lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies.
Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina.
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella.


1.2Ciri-ciri

tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid

gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yg berbentuk seperti payung.
sporofit perumbuhannnya terbatas krn tdk mempunyai jaringan meristematik

berkembang biak scr generatif dgn oogami, dan scr vegetatif dgn fragmentasi, tunas, dan kuncup eram

habitatnya ditempat lembab.
1.3 tempat hidup
pada tempat-tempat yang basah, untuk struktur tubuh yang himogrof. Pada tempat-tempat yang kering, untuk struktur tubuh yang xeromorf (alat penyimpan air).
sebagai epifit umumnya menempel pada daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah tropika.

1.3susunan tubuh
berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi 2 kelompok yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun.
menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur.
seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan
protonema lumut hati umumnya hanya berkembang menjadi suatu bulu yang pendek. Sebagian besr lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik kumpulan tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak tadi tidak pernah ditemukan pada tumbuhan lain.

1.4Pekembangbiakan
a. secara aseksual menggunakan spora dan tunas.
b. secara seksual contohnya marchantia
c. anteredium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan berbentuk paying, dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk kebawah. Anteredium merekah, mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium, generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk ke jaringan reseptakel. Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipsahkan dari bagian kaki oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel-sel induk spora yang berkelompok yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin. Setelah meiosis terbentuklah tetraspora, tangkainya memanjang, arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong kebawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul dibantu oleh elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul, elater menggulung menjadi kering dan menggandakan gerakan sentakan yang melebar spora keudara.
1.5Peranan
a).fungsi
Sebagai penyedia tanah bagi tumbuhan yang lebih besar yang tumbuh dipohon Karena akar-akar lumut dapat menyimpan tanah.
Sebagai penyedia makanan bagi hean-hewan kecil dan tanaman lain yang semuanya tersimpan diakar lumut.
Sebagai sarang hewan-hewan kecil Karen biasanya terdapat celah-celah pada tumbuhan tersebut segingga hewan bias masuk kedalamnya.
Sebagai penyimpanan air dalam jumlah yang cukup besar.
lumut menjaga kelembaban udara dan porositas tanah
b). manfaat
Lumut dari marga Polythrichum adalah salah satu contoh yang dapat digunakan sebagai penutup media tanam tanaman hias atau taman dan bahan kasur
Manfaat lainnya, ada lumut yang dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Marchantia (lumut hati) yang bentuknya mirip hati, digunakan untuk mengobati penyakit hepatitis. Sementara, lumut spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.
BAB II
LUMUT DAUN (Bryopsida sp)
2.1Klasifikasi
Klasifikasi lumut hati
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida sp

2.2Pengertian
Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.
Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks. Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau operculum. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi sporogoniumnya. Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium. Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4 katup. Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan Arthrodonteae.Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar. Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting. Protonema sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.


Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.

2.3Ciri-ciri
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.
Secara lengkap ciri-ciri yang dimilik lumut daun yaitu:
fase dominannya adalah fase gametofit
Akarnya belum berupa akar, masih berupa rhizoid
reproduksi vegetatif dengan spora, generatif dengan arkegonium yang menghasilkan ovum dan anteridium yang menghasilkan sperm.
Mempunyai struktur spt akar (rizoid) dan struktur spt daun.
Sporofit pd umumnya lebih kecil, berumur pendek, dan hidup tergantung pada gametofit.
tubuhnya mempunyai struktur yg mirip batang, daun, dan akar, ttpi tdk mempunyai sel/jaringan dan fungsi spt pada tumbuhan tingkat tinggi
gametofit dibedakan dgn 2 tingkatan, yaitu protonema yg berbntk benang dan gametofora yg berupa tumbuhan lumut
sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofiksis, kapsul, gigi peristom, dan kaliptra
spora terdiri 2 lapisan, yaitu endospora dan eksospora, habitatnya pada tempat lembab

2.4Tempat hidup
Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerakpun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut ini dapat juga kita jumpai diantara rumput-rumput, diatas batu-batu cadas, pada batang pohon dan cabang-cabang pohon, dirawa-rawa, tetapi jarang didalam air.

2.5Susunan tubuh
Tumbuhan tersusun dari sumbu (batang), daun, dan rizoid multiseluler. Daun tersusun dalam 3 sampai 8 baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang pada lumut daun biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis korteks, dan silinder pusat.
Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari kaki, tangkai dan kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari lubang diujung kapsul.
2.6 Perkembangbiakan
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus seperti pada jungermaniales juga dinamakan periantum.
Alat-alat kelamin itu dikatakn bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat baik arkogenium dan dinamakn berumah dua jika kumpulan arkegonium dan anteredium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan parafisis.

2.6PERANAN
a)Fungsi
-Memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons).
-Bisa digunakan sebagai ornament tata ruang.
-Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.

b)Manfatat
lumut ini dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Usnea dipakai untuk obat diare atau sakit perut dengan cara direbus.. Sementara dari marga lumut spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.

BAB III
LUMUT TANDUK (Antheceroptopsida)
3.1Klasifikasi
Klasifikasi lumut tanduk
Regnum : Plantae
Division : Antheceroptophyta
Kelas : Antheceroptopsida
Ordo : Antheceroptoceales
Family : Antheceroptoceae
Genus : Antheceroptopsida
Spesies : Antheceroptopsida.sp

3.2Pengertian
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati.
Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.

3.3ciri-ciri
1.tubuhnya mirip lumut hati, ttpi berbeda pd sporofitnya
2. berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan plg dekat dgn tumbuhan berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut
3. gametofitnya berupa talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk
4. rhizoid berada pada bagian ventral
5. habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi

3.4 Tempat hidup
dijumpai ditepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau lembab.
3.5 Susunan tubuh
Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk ginjal.
Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silender dengan panjang antara 5-6 cm. pangkal sporofitnya dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.
3.6Alat perkembangbiakan
Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak makan akana pecah seperti buah plongan s, menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.

Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger template Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP