BIOLOGY IS FUN

LUAS MINIMUM

>> Minggu, 08 Maret 2009

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Luas daerah dalam satuan kecil yaitu komunitas atau vegetasi yang sangat bervariasi keadaannya. Keberadaannya merupakan himpunan dan spesies populasi yang sangat berinteraksi dengan banyak faktor lingkungan yang khas untuk setiap vegetasi, kemudian muncul pertanyaan yang sering timbul yaitu bagaimana cara mengamati komunitas atau vegetasi tersebut dan berapa banyak sampel yang herus di amati sehingga dikatakan representatif bila di dalamnya terdapat semua atau sebaagian besar jenis tumbuhan yang membentuk komunitas atau vegetasi tersebut. Daerah minimal yang mencerminkan kekayaan.
komunitas atau vegetasi disebut luas minimum. Dalam mempelajari komunitas tumbuhan kita tidak mungkin melakukan penelitian pada seluruh area yang ditempati oleh komunitas, terutama apabila area tersebut sangat luas. Oleh karena itu kita dapat melakukan penelitian disebagian area komunitas tersebut dengan syarat begian tersebut dapat mewakili seluruh komunitas.
Suatu metode untuk menentukan luas minimum suatu daerah disebut metode luas minimal. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah petak yang digunakan dalam metode tersebut.


1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Untuk memahami dan menguasai cara menentukan luas minimum
2. Untuk mengetahui jenis tumbuhan yang dominan dalam sebuah vegetasi, dengan metode luas minimum.


II. DASAR TEORI

Tinjauan Tentang Luas Minimum

Suatu metode untuk menentukan luas minimal suatu daerah disebut metode luas minimal. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui minimal jumlah petak
contoh. Sejumlah sampel akan dikatakan representatif apabila di dalamnya terdapat semua atau sebagian besar jenis tanaman pembentuk komunitas atau vegetasi disebut luas minimal (Santoso, 1994).

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

• Pasak, bambu ukuran 4x1m
• Tali rafia
• Meteran

3.2 Bahan

• Menggunakan berbagai jenis tumbuhan



IV. CARA KERJA

4.1 Menentukan luas minimum

• Menyiapkan 12 pasak dan tali rafia, dan membentuk bujur sangkar 1x1 m2 dan mencatat semua jenis tumbuhan yang berada dalam kuadran tersebut.
• Memperluas kuadrat yang telah dibuat dua kali semula menjadi 2x2 m2 mencatat kembali penambahan jenis tumbuhan pada ukuran yang telah di perluas.
• Memperluas kembali menjadi 3x3 m2 4,4 m2 dan seterusnya sampai tidak ada penambahan jenis tumbuhan yang baru.
• Membuat grafik minimum.


V. DATA PENGAMATAN

5.1 Tabel Luas Minimum


No
Nama Spesies Luas plot ke- (m2)
1 x 1 2 x 2 3 x 3 4 x 4
1. Rumput teki
(Cyperus rotundus) √ √ √ √
2. Pegagan √ √ √ √
3. Zaysia matrella √ √ √ √
4. Saccaru spontanium √ √ √ √
5. Rumput A √ √ √ √
6. Rumput B √ √ √ √
7. Rumput C _ √ √ √
8. Rumput D _ _ √ √
Jumlah 6 7 8 8


VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita melakukan praktikum pada luas minimum di suatu areal vegetasi komunitas. Pengamatan dilakukan melalui pengukuran dengan membuat bujur sangkar dengan ukuran 1x1 m 2 ,2x2 m 2 , 3x3 m 2 , 4x4 m 2 , 5x5 m 2 di lapangan (suatu ekosistem) dari tumbuhan. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data bahwa, untuk pengukuran pertama dengan ukuran bujur sangkar 1x1 m 2 di areal suatu komunitas di dalamnya ditemukan jenis tumbuhan yaitu rumput teki(Cyperus rotundus),pegagan, Zaysia matrella, Saccaru spontanium, rumput A, rumput B, rumput C dan rumput D. Dimana pada areal atau komunitas tersebut sangat mendukung pertumbuhan tumbuhan tersebut. Adapun ciri morfologi dari rumput A yaitu daun yang bulat melebar, daun berwaran hijau. Sedangkan ciri morfologi dari rumput B yaitu memiliki daun kecil dan panjang, daun berwarna hijau, rumput C memiliki ciri morfologi daunnya kecil bulat bergerigi, dan berwarna hijau.
Selanjutnya luas areal tersebut diperluas menjadi 2x2 m2 , ternyata dengan penambahan luas juga terjadi penambahan jenis spesies yang ditemukan dalam ekosistem tersebut. Adapun tambahan jenis tumbuhan tersebut adalah pegagan Tumbuhan yang mendominasi adalah tumbuhan Zaysia matrella, Saccaru spontanium dikarenakan faktor lingkungan yang sesuai sehingga mendukung pertumbuhan.
Pada areal 3x3 m2 tumbuhan yang ditemukan sama dengan pada areal 2x2 m2 dan terjadi penambahan satu jenis tanaman baru yaitu rumput D. Rumput D mempunyai spesifikasi yaitu daun kecil agak panjang berwarna hijau tua dan perkembangbiakannya secara vegetatif. Sedangkan pada luas plot 4x4 m2 tidak mengalami pertambahan jenis.
Perbedaan jumlah tumbuhan pada suatu vegetasi dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: suhu, kelembaban, keadaan tanah, senyawa organik dan lain-lain. Selain itu penambahan suatu areal akan dihentikan bila pengamatan pada areal areal berikutnya ditemukan jenis tumbuhan yang sama dengan areal sebelumnya.
Disamping itu juga dapat disimpulkan bahwa dalam pengamatan dengan menggunakan luas minimum ini dapat mewakili dari sebuah vegetasi tumbuhan rumput teki , dimana data pengamatan 1x1m2, 2x2m2, 20x10m 2 dan 10x20m 2 yang mendominasi adalah tumbuhan rumput teki, sehingga dapat disebut sebagai vegetasi tumbuhan rumput teki.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan tersebut di atas dapat diperoleh suatu kesimpulan yaitu :
1.Luas minimum yang diperoleh dalam pengamatan yaitu 4x4 m 2 dan ini menunjukkan bahwa luas tersebut serta jenis tumbuhan yang mendominasi di dalamnya dapat mewakili karakteristik suatu vegetasi.
2.Jumlah minimum yang didapatkan dari pengamatan yaitu 8 jenis tumbuhan dan ini menunjukkan bahwa jumlah tersebut sudah dapat mewakili karakteristik suatu vegetasi.
3.Penyebaran jenis tumbuhan dalam suatu vegetasi dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, keadaan tanah dan senyawa organik.

DAFTAR PUSTAKA
Heddy. 1986. Pengantar Ekologi. Angkasa. Bandung
Rasyid,H. 1997. Analisis Lapangan dalam Ekologi. Kanisius. Yogyakarta
Rahardjanto, A.K. 2001. Buku Petunjuk Dasar-dasar Ekologi Tumbuhan. UMM Press. Malang.
Santoso. 1994. Teknik Lapangan Ekologi Tumbuhan. Departemen Biologi ITB. Bandung.

0 komentar:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger template Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP